kumpulan puisi kesehatan mental, galau

 

                        1. "Aku ingin diriku hanya satu”                              

Hening malam bersama hembusan angin disertai bulan bintang yang menghiasi langit...

Ku hirup udara dingin dan rasakan kesegarannya....

Hah... ini cukup membuatku lega....

Ku buang semua pikiran buruk, aku terima kesalahan-kesalahan ku...

Mencoba berdamai dengan diri sendiri...

Walau banyak luka yang bermunculan bahkan aku baru tau luka itu ada...

Mungkin aku terlalu pandai menyimpan luka...

Tawaku sangat keras..., tenang saja, mereka tidak akan sadar dengan luka-luka ini...

Aku selalu ceria di depan mereka... bahkan aku pandai menghibur mereka...

Tapi... kenapa aku bersedih? Saat hanya ada aku dan diriku?...

Tidak bisakah fact itu jadi nyata?

Sabar, aku bu tuh proses untuk sembuh... aku hanya butuh diriku...

Anggap saja aku kuat... aku lebih menghargai itu dari pada rasa kasihanmu... 




                                                      2. “jiwa yang berisik”                                                                       

Kepada jiwa-jiwa yang berisik...

Tenanglah, mari dengarkan melodi bersamaku.. sambil menikmati secangkir kopi...

Dan memandang senja yanng telah menunggumu sedari tadi....

Hey kawan, aku tahu kamu tidak baik-baik saja... tapi menyerah bukanlah solusi...

Mari istirahat sejenak, beri ruang untuk diri sendiri....

Kamu hebat..... telah bertahan sampai dititik ini...

Jangan dengarkan mereka yang menghakimi....

Mereka bukan Tuhan yang harus kau takuti atau sembah sujud-i.....

Ini hanya tentang dirimu sendiri....

Dan bagaimana kamu menjadi diri sendiri tanpa haus validasi....

Jadilah kuat, hebat, untuk dirimu sendiri...

Aku tahu ini tidak mudah tapi aku yakin kamu bisa....



3. “standarisasi”


Terperangkap oleh isu...

Kini semua memiliki standarisasi...

Jika aku tidak mampu menyatu...

Maka semua insan akan menjauhi...

Karnanya kucoba beradaptasi....

Namun aku terlalu memaksakan diri ....

hingga aku kehilangan kendali....

dan berakhir di peti mati....

 


4. "Aku hanya menghibur diri"


Aku terhanyut dalam lamunan..

Diri ini bagaikan klelawer, yang mengubah malam menjadi siang dalam aktivitas ku...

Menyemangati diri sendiri, meyakinkan semua akan baik-baik saja...

Otakku dipenuhi banyak skenario yang tidak berujung...

Setiap malam aku menjelajahi dunia, menjadi orang yang paling bahagia yang punya segalanya seakan takdir memikaku..., begitu indah..., senyumku terbentuk lebar sambil tertawa kecil...hahah

Matahari pun menyadarkanku akan realita hidup.... sungguh sangat indah menjadi pemeran utama di skenario khayalanku....

Kemudian Aku terlelap , jiwa dan raga ku  butuh istirahat...,   di siang hari aku kembali sadarkan diri lalu bertanya

Benarkah ini hidup yang kujalani?

Aku tidak normal dengan manusia lainnya, realita kembali mengerogoti ku

Aku marah, aku menyesal, namun hanya itu satu-satunya cara yang ku miliki  untuk  bertahan hidup saat ini.

Aku juga tersiksa, aku tidak ingin hidup seperti itu...





by: Rina Sofiah Sirait


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan (Happiness) pengertian, aspek-aspek serta faktor2 yang mempengaruhi kebahagiaan

Who you are