Kebahagiaan (Happiness) pengertian, aspek-aspek serta faktor2 yang mempengaruhi kebahagiaan


Kebahagiaan (Happpiness)

                                                                  sumber foto: pinterest

Pendahuluan

Pada dasarnya manusia memiliki tujuan utama yang sama, yaitu mencapai kebahagiaan. Perasaan senang tersebut akan mempengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari pembelajaran, interaksi sosial, hubungan keluarga, cinta, hingga pekerjaan. Bagi seorang yang bahagia, pandangan terhadap kehidupan menjadi lebih positif dan penuh semangat. Hal-hal sederhana yang dianggap sepele oleh beberapa individu dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain. Namun, definisi kebahagiaan dapat bervariasi, seperti seseorang yang kurang berkecukupan secara ekonomi mungkin akan merasa bahagia dengan mendapatkan sejumlah uang, sementara individu yang lebih mapan dapat menemukan kebahagiaan dalam faktor-faktor lain selain materi. Hal ini sesuai dengan temuan sebelumnya oleh Zhahira (2021), menunjukkan faktor-faktor seperti pendapatan, kepemilikan tabungan, usia, dan kesehatan dapat mempengaruhi kebahagiaan. Begitu pula penelitian oleh Subidia (2019), yang berfokus pada masyarakat Bali dengan mengidentifikasi penghasilan, harapan, hubungan, perilaku pro lingkungan, perilaku syukur, gender, modal sosial, dan budaya sebagai faktor-faktor penentu kebahagiaan.

Pengertian Kebahagiaan ( Happiness)

  Kebahagiaan menurut Appelo dalam  (Mafaza, 2021) adalah suatu yang menunjukkan keadaan mental kesejahteraan individu didukung oleh hal yang menyenangkan atau emosi positif mulai dari kesenangan yang intens hingga terdapat kepuasan. Goksoy (2017) berpendapat juga bahwa kebahagiaan diartikan ketika individu sudah merasa lingkungan hidupnya nyaman terhadap nilai-nilai dasar mereka. Takdir (2019) menyatakan bahwa kebahagiaan ialah suatu situasi yang menjadikan seseorang merasa senang dengan apa saja yang sudah ia gapai .  Kebahagiaan menurut Seligman (2002) ialah bentuk emosi positif yang di mana seorang individu merasakan kenyamanan serta ketenangan (Junaidin, 2022).

                         Kebahagiaan didefinisikan sebagai keadaan psikologis yang ditandai dengan tingkat kepuasan yang tinggi dengan masalalu , tingkat emosi positif yang tinggi, dan tingkat emosi negatif yang rendah. Oleh karena itu kebahagiaan adalah istilah umum untuk kebahagiaan, keamanan, atau kegembiraan yang menyenangkan atau kepuasan yang terkait dengan pemenuhan semua keinginan. Kebahagiaan memilki banyak efek positif pada setiap aspek kehidupan dan mengarah kepada kehidupan yang lebih baik. Misalnya, ada peluang untuk membangun hubungan yang lebih baik, meningkatkan produktivitas, memilki umur yang lebih panjang, meningkatkan kesehatan, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Carr, 2004).

                         Martin Seligman  mendefinisikan kebahagiaan sebagai suatu ide yang terkait dengan emosi positif  dan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tanpa adanya komponen perasaaan. Menurut Seligman orang yang mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya (nyata), adalah individu yang menemukan dan mengolah atau belajar kekuatan dasar yang mereka miliki dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bekerja, mencintai, bermain, dan mendidik (Erliza, 2022). Kebahagiaan menurut Fuad (2015), dalam (Solehah dkk, 2021) adalah sesuatu  yang menyatu dalam diri setiap individu, yang semestinya setiap orang  harus bahagia karena kebahagiaan  merupakan fitrah sebagai manusia yang dikaruniai kesempurnaan atau kelebihan.

                         Menurut Snyder & Lopez, Kebahagiaan (Happiness) adalah suatu keadaan emosi positif yang dapat didefenisikan secara subjektif oleh setiap orang. (Rini, 2023). Menurut Hurlock, Kebahagiaan adalah keadaan sejahtera dan kepuasan hati, yaitu kepuasan menyenangkan yang muncul ketika kebutuhan dan harapan tertentu individu terpenuhi. Kebahagiaan sebenarnya adalah  hasil penilaian  diri dan hidup, yang mencakup aktivitas yang bermanfaat yang melibatkan emosi seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap. (Purwningsih, 2022)

                         Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah keadaan di mana seseorang mengalami emosi positif (perasaan senang), kesenangan dan kepuasan hidup yang ditandai dengan munculnya emosi yang positif sebagai respon afeksi terhadap berbagai pengalaman di sebagian besar waktu dalam menjalani kehidupannya. Setiap orang mempunyai penilaian mengenai kebahagiaan, karena merekalah pihak yang terlibat secara langsung dengan proses pencapaian emosi kebahagiaan tersebut, sehingga ketika seseorang telah mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya maka dialah yang dapat menilai dan menjelaskan secara tepat, hal ini dikarenakan kebahagiaan merupakan ide subyektif.

Dimensi Dalam Kebahagiaan (Happiness)

                          Dimensi dalam kebahgaiaan menurut Argyle ( zahrotun, 2014) ada dua diantara yaitu:

1.      Afeksi

 sebuah perasaan atau emosi yang selalu ada dalam diri seseorang, baik itu perasaan yang sangat bahagia atau perasaan kurang bahagia.

2.      Kepusan Hidup

 Kepuasan hidup adalah hasil dari membandingkan peristiwa yang dialami dengan apa yang  ingin dicapai baik dalam hal harapan dan keinginan dalam hidup. Dengan kata lain, jika seseorang mampu memenuhi keinginan dalam hidupnya, tingkat kepuasan mereka akan meningkat, yang berarti mereka dapat merasa bahagia dalam hidup mereka.

 Aspek Kebahagiaan (Happiness)

                           Menurut Seligman (2005) aspek kebahagiaan ada lima, yaitu:

a)       Establishing positive relationships with other people ( terjalin-nya hubungan positif dengan orang lain)

             hubungan yang positif mencakup tidak hanya  memilki teman, pasangan, atau  anak, tetapi juga  menjalin hubungan baik dengan orang-orang  di sekitar. adanya dukungan sosial akan memungkinkan individu untuk mengurangi jumlah masalah yang dihadapi.

b)      full involment ( keterlibatan penuh)

     keterlibatan penuh tidak hanya melibatkan diri secara fisik dalam aktivitas, tetapi juga melibatkan hati dan pikiran dalam aktivitas tersebut baik itu pekerjaan, hobi maupun aktifivitas lainnya.

c)       Finding the meaning of life in everyday life (penemuan makna dalam keseharian)

           Yakni suatu cara untuk bahagia dengan komitmen penuh dan hubungan sosial yang positif. dengan kata lain tentang bagaimana seseorang bisa menemukan makna dalam setiap hal  yang mereka lakukan.

d)     realistic optimist (optimis yang realistis)

   Optimis realistis, menurut Reivich dan Shatte dalam ( Ifdil dan Taufik, 2012), didefinisikan sebagai  keyakinan seseorang atau kemungkinan terwujudnya masa depan yang lebih baik dengan melakukan segala upaya untuk mewujudkan-nya. Oleh karena itu, orang optimis lebih bahagia dan tidak takut karena menjalani kehidupan yang  penuh harapan.

e)      Resilience (Ketahanan Diri)

                             ketahanan diri berarti  kemampuan seseorang untuk bangkit dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Ini karena kebahagiaan tidak tergantung pada  seberapa banyak peristiwa menyenangkan yang dialami seseorang, tetapi pada seberapa baik seseorang dapat mengatasi peristiwa yang tidak menyenangkan secara mandiri.

Prinsip-prinsip Kebahagiaan

                       Menurut Riyono , keilmuan psikologi memiliki berbagai prinsip kebahagiaan. Ini karena setiap pendekatan psikologi untuk memahami manusia sangat bergantung pada dasar filosofisnya. Pandangan psikoanalisis Sigmund Freud melihat kebahgiaan dari sudut pandang prinsip kesenangan. Prinsip ini adalah sumber energi yang tersembunyi di bagian terbesar ketidaksadaran manusia. Jika seseorang gagal memenuhi prinsip ini, mereka akan menggunakan mekanisme pertahan  an ego, juga dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri (Seligman, 2005).

                       Teori psikologi Behaviorisme yang dikembangkan oleh BF Skinner mengganti prinsip kepuasan dengan penguatan. Prinsip ini menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh hubungan stimulus-respon daripada dorongan internal. Selain itu, Skinner mengatakan bahwa meskipun pikiran dan emosi benar-benar ada, mereka tidak memengaruhi perilaku, tetapi sebaliknya dibentuk oleh peristiwa di sekitar mereka (Seligman, 2005).

                       Pandangan psikologi manusia Maslow tidak menjelaskan secara menyeluruh tentang hubungan antara pemuasan kebutuhan dan kebahagiaan manusia (Kirillov, 2021) . Teori Maslow menyatakan bahwa kepuasan atau kepuasan kebutuhan yang dipenuhi adalah kunci kehidupan yang baik atau orang yang bahagia, dan bahwa lingkungan yang baik (keluarga, ekonomi, guru, dll.) diperlukan untuk mencapai kepuasan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Seligman (2005), perspektif psikologi positif berfokus pada kehidupan yang baik dan terdiri dari tiga pilar utama: emosi positif; kedua sifat positif dengan mengoptimalkan kekuatan karakter (charakter strength) dan kebajikan (virtue); dan ketiga, institusi positif, seperti democrasi, keluarga yang kuat, dan kebebasan informasi, yang mendukung kebajikan (virtue) dan mendukung emosi positif.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan (happiness)

                          Faktor-faktor berikut   mempengaruhi kebahagiaan seseorang ,  yakni: faktor eksternal dan faktor internal menurut Seligman (2005)

                a). Faktor eksternal

a.      Uang, penilaian seseorang terhadap uang akan mempengaruhi kebahagiaan-nya lebih  daripada uang itu sendiri, karena di negara yang  miskin orang percaya bahwa menjadi kaya berarti seseorang bisa lebih bahagia, akan tetapi di negara yang lebih makmur di mana hampir semua orang memiliki kebutuhan dasar mereka ,  kekayaan tidak begitu berdampak pada kebahagiaan seseorang.

b.      Status pernikahan, pernikahan sangat erat terkait dengan kebahagiaan seseorang, karena memberikan banyak manfaat yang dapat membahagiakan seseorang diantaranya keintiman fisik dan psikologis, memilki anak, menjalankan peran sebagai pasangan dan orang tua, memperkuat identitas dan menciptakan keturunan ( Carr, 2004).

c.      Kehidupan sosial, individu yang sangat bahagia adalah individu yang menjalani kehidupan sosialnya memuaskan dengan mayoritas dari mereka bersosialisasi, hal ini karena mereka akan sedikit menghabiskan waktu sendirian.

d.     Usia, salah satu hasil dari menua adalah penurunan intensitas emosi, di mana perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam keputusan” berkurang seiring dengan pengalaman dan usia.

e.      Faktor budaya, Carr (2004) mengatakan bahwa budaya yang memiliki kesamaan sosial memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Dan negara yang sejahtera adalah tempat institusi beroperasi.

f.       Agama atau Religiusitas, orang-orang yang religius lebih bahagia dan puas dengan kehidupan mereka daripada orang-orang  yang tidak religius. (Seligman, 2005)  Hal ini karena agama memberi makna dan memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

g.      Kesehatan, ketika seseorang mengalami penyakit yang sangat parah dan kronis, kebahagiaan dan kepuasan hidup akan menurun sehingga kebahagiaan mereka akan berkurang sejalan dengan waktu.

h.      Jenis kelamin, Tidak ada perbedaan emosional rata-rata antara pria dan wanita, tetapi wanita lebih bahagia dan lebih sedih daripada pria karena kehidupan mereka yang lebih emosional.

              b).  faktor internal

                     1. Kekuatan Karakter (Character Strength)

              Seseorang yang memiliki kekuatan karakter dan menerapkannya dalam hidupnya, individu itu akan merasa puas dan bahagia.

                    2.  kepuasan hidup terhadap masa lalu

           Kepuasan terhadap masa lalu bisa  digapai melalui tiga cara, yakni : sanggup berpikir bahwa masa depan tidak ditentukan masa lalu, selalu bersyukur dalam setiap kejadian yang terjadi dalam hidup, dan juga melupakan perasaan seseorang pada masa lampau serta memaafkannya.

                    3. kebahagiaan pada  masa sekarang.

                Kebahagiaan modern terdiri dari dua hal: kesenangan dan pemenuhan. Kesenangan adalah kesenangan yang memiliki efek sensori dan emosional yang kuat. Sedangkan pemenuhan adalah aktivitas yang sangat disukai seseorang tetapi tidak selalu melibatkan perasaan. Contoh aktivitas-nya seperti hal yang menantang, bertambahnya skils/pengetahuan serta konsentrasi juga bertujuan.

 

 

Referensi

Carr. (2004). Positive Psychology, the Science of Happiness and Human Strength. New   York: Brunner-routledge 27 Chrch Road, Hove, East Sussex BN3 2FA.

 

Kirillov. (2021). BASIK of POSITIVE PSYCHOTHERAPY. Moscow: Academy of Transcultural Psychotherapy.

Junaidin. (2022). Hubungan Antara Spritualitas dengan Kebahagiaan Mahasiswa Asrama Universitas Teknologi Sumbawa. Jurnal Pendidikan dan Konseling, Volume 4 Nomor 1, 383-384.

Mafaza, d. (2021). Kebahagiaan Mahasiswa ditinjau dari Optimisme Dan Student ENGAGEMENT. Jurnal Psikologi Perseptual Vol. 6 No. 2. 154-155.

Purwningsih, d. (2022). Hubungan Penyesuaian Diri Dengan Kebahagiaan Pada Remaja Di Panti Asuhan Yayasan Pembangun Didikan Islam. Jurnal Islamika Granada, 117-118.

Seligman. (2005). Authentic Happiness : Using The New Positive Pschology to Realize Your Potential Fulfi Ilment. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Solehah dkk. (2021). Pengaruh Altuarisme Terhadap Kebahagiaan Pada Manusia Tingkat Akhir. Jurnal Of Indonesian Psichological Science, 38-39.

Subidia, P. D. (2019). Faktor-faktor Penentu Kebahagiaan Sesuai Dengan Kearifan Lokal Di Bali. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

Zhahira. (2021). Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat Kebahagiaan Masyrakat Yogyakarta tahun 2017. Seminar Nasional Oficial Statistics 2021.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kumpulan puisi kesehatan mental, galau

Who you are